Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso
MAKALAH CERVICITIS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah, tuhan
semesta alam, berkat rahmatdan kasih sayang-Nya. Penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “CERVICITIS” makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah obstetri sosial dan ginekologi. Terima kasih penyusun sampaikan
kepada dosen pembimbing, berkat bimbingan dan dukungannya penyusun dapat
menyelesaikan susunan makalah ini.
Penyusun menyadari adanya kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran penyusun harapkan demi perbaikan
makalah selanjutnya.
` Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serviks uteri adalah penghalang
penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genitalia interna, dalam hubungan ini
seorang nullipara dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman. Pada
multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas keatas dari
daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum sehingga lebih rentan terjadinya
infeksi oleh berbagai kuman yang masuk dari luar ataupun oleh kuman endogen itu
sendiri. Jika serviks sudah terinfeksi maka akan mempermudah pula tetjadinya
infeksi pada alat genitalia yang lebih tinggi lagi seperti, uterus, tuba atau
bahkan sampai ke ovarium dan karena itu fungsi genitalia sebagai alat
reproduksi bisa terganggu atau bahkan tidak bisa difungsikan.
Oleh karena itu, penulis menyusun
makalah ini dengan harapan dapat menjelaskan berbagai hal mengenai servicitis
sehingga pada akhirnya pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit
ini.
B. Tujuan
Selain demi memenuhi tugas mata
kuliah gynekologi, makalah ini penulis susun dengan tujuan agar :
- Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang definisi servicitis
- Mahasiswa dapat mengerti tentang etiologi servicitis
- Mahasiswa dapat mengerti tentang patofisiologis servicitis
- Mahasiswa dapat mengetahui gejala klinis servicitis
- Mahasiswa dapat mengetahui penegakan diagnose servicitis
- Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan servicitis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Cervicitis ialah radang dari
selaput lendir canalis cervicalis. Karena epitel selaput lendir cervicalis
hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris maka mudah terkena infeksi
dibandingkan dengan selaput lendir vagina.
(gynekologi . FK UNPAD,
1998 )
Walaupun begitu canalis
cervicalis terlindung dari infeksi oleh adanya lendir yang kental yang
merupakan barier terhadap kuman-kuman yang ada didalam vagina. Terjadinya
cervicitis dipermudah oleh adanya robekan serviks, terutama yang menimbulkan
ectropion.
B. Etiologi
Cervicitis disebabkan oleh
kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau
mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus,
enterococus, e.coli, dan stapilococus . kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi
pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang
mengalami trauma.
Dapat juga disebabkan oleh
robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat
kontrasepsi, tindakan intrauterine seprti dilatasi, dan lain-lain.
C. Patofisiologis
Cerviks uteri adalah penghalang
penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genetalia interna. Dalam hubungan ini
pada seorang mulipara dalam keadaan normal canalis servicalis bebas kuman pada
seorang multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas ke
atas dari daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum.
Radang pada services uteri bisa
terdapat pada portio uteri eksternum dan pada endoservics uteri.
D. Gejala klinis
- Fluor hebat biasanya kental atau purulen dan kadang-kadang berbau.
- Sering menimbulkan erosio (erythropaki) pada portio, yang nampak sebagai daerah yang merah menyala.
- Pada pemeriksaan in speculo kadang-kadang dapat dilihat fluor yang purulen keluar dari canalis cervicalis. Kalau portio normal, tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorrhoe.
- Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis.
- Pada cervicitis yang kronis kadang-kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang merah, karena infeksi. Bintik-bintik ini disebut ovula Nabothii dan disebabkan olehretensi kelenjar-kelenjar serviks, kerena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau karena radang.
E. Klasifikasi Cervicitis
Cervicitis dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Cervicitis Akut
Cervicities akut ialah infeksi
yang diawali di endocerviks dan ditemukan pada gonorrhoe, dan pada infeksi
post-abortum atau post-partum yang disebabkan oleh Streptoccocus,
Stafilococcus, dan lain-lain. Dalam hal ini, serviks memerah dan bengkak dengan
mengeluarkan cairan mukopurulent.
Akan tetapi, gejala-gejala pada
serviks biasanya tidak seberapa tampak di tengah gejala-gejala lain dari
infeksi yang bersangkutan.
Pengobatan dilakukan dalam rangka
pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau menjadi
cervicitis kronis.
Cervicitis akut sering terjadi
dan dicirikan dengan eritema, pembengkakan, sebukan neutrofil, dan ulserasi
epitel fokal. Endocerviks lebih sering terserang dibandingkan ektocerviks.
Cervicitis akut biasanya merupakan
infeksi yang ditularkan secara seksual, umumnya oleh Gonoccocus, Chlamydia
trachomatis, Candida albicans, Trichomonas vaginalis, dan Herpes simpleks. Agen yang ditularkan secara non-seksual, seperti E. Coli dan Stafilococcus
dapat pula diisolasi dari cerviks yang meradang akut, tetapi perannya tidak
jelas. Cervicitis akut juga terjadi setelah melahirkan dan pembedahan.
Secara klinis, terdapat secret
vagina purulen dan rasa nyeri. Beratnya gejala
tidak terkait erat dengan derajat peradangan.
2.
Cervicitis Kronis
Patologis
Cervicitis Kronis
Penyakit ini dijumpai pada
sebagian besar wanita yang pernah melahirkan dengan luka-luka kecil atau besra
pada cerviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam
endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu menyebabkan infeksi menahun.
Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :
a.
Cerviks
kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan infiltrasi
endokopik dalam stroma endocerviks. Cervicitis ini tidak menimbulkan gejala,
kecuali pengeluaran sekret yang agak putih kekuningan.
b.
Disini pada
portio uteri sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan yang
tidak terpisah secara jelas dan epitel portio disekitarnya, sekret dikeluarkan
terdiri atas mukus bercampur nanah.
c.
Sobekan pada
cerviks uteri disini lebih luas dan mucosa endocerviks lebih kelihatan dari
luar (eksotropion). Mukosa dalam keadaan demikian itu mudah kena infeksi dari
vagina, karena radang menahun, cerviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras :
sekret bertambah banyak.
Penyebab
Cervicitis Kronis
a.
Gonorhoe,
sediaan harus dari flour cerviks, terutama yang purulen.
b.
Sekunder terhadap kolpitis.
c.
Tindakan
intrauteri dilatasi dll.
d.
Alat-alat atau
obat kontrasepsi.
e.
Robekan cerviks
terutama yang menyebabkan extropin.
Gejala
Cervicitis Kronis
a.
Flour hebat
biasanya kental atau purulen dan kadang-kadang berbau.
b.
Sering
menimbulkan erosi pada potio yang tampak sebagian daerah yang merah menyala.
c.
Pada
pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulen keluar
dari kanalis cervicalis. Kalau portio normal, tidak ada ektripion maka harus
diingat gonorhoe.
d.
Sekunder dapat
terjadi kolpitis dan vulviti.
e.
Pada
cervicitisyang kronis kadang-kadang dapat dilihal bintik-bintik ini disebut
ovula nabothii dan disebabkan oleh retensi kelenjar-kelenjar cerviks karena
saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka cerviks atau karena
radang.
Terapi
a.
Antibiotika
terurama kalau dapat ditemukan gonococus dalam sekret.
b.
Kalau cerviks tidak spesifik didapat diobati
dalam argentetas netrta 10% atau Albotyl yang menyebabkan dengan epitel
slindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dan epitel gepeng berlapis
banyak.
c.
Kauterisasi-radial
dengan termokauter, atau dengan krioterapi. Sesudah kauterisasi terjadi
nekrosis, jaringan yang meradang terlepas dalam kira-kira 2 minggu dan diganti
lambatlaun oleh jaringan yang sehat. Jika radang menahun mencapai endocerviks
jauh kedalam kanalis crevikalis, perlu dilakukan konisasi dengan mengangkat
sebagian besar mukosa endocerviks. Jika sobekan dan infeksi sangat luas, perlu
dilakukan amputasi cerviks.
F. Penatalaksanaan
- Antibiotika terutama kalau dapat diketemukan gonococcus dalam secret.
- Kalau servicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10% dan irigasi.
- Servicitis yang tak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi. Kalau sebabnya ectropion dapat dilakukan plastic atau amputasi
- Erosio dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10 % atau albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
- Servicitis adalah radang dari selaput lendir canalis cervicalis. Karena epitel selaput lendir cervicalis hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris maka mudah terkena infeksi dibandingkan dengan selaput lendir vagina
- Sebab-sebab servicitis: Gonorroe : sediaan hapus dari fluor cerviks terutama purulen, sekunder terhadap kolpitis, tindakan intra : dilatasi dll, alat-alat atau obat kontrasepsi, robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion.
- Servicitis dibagi menjadi 2 yaitu: servicitis akut dan kronis.
B. Saran
- Sebagai pencegahan terkena penyakit servicitis dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan alat genitalia, dengan cara membasuh genetalia dengan sabun dan air dari satu arah yaitu dari depan kebelakang agar bakteri yang ada di anus tidak masuk pada daerah genetalia.
- Tidak bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan seks.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sarwono. 2005. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.
·
Sarwono. 2005. Ilmu
Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.
·
Universitas
Padjadjaran Bandung. 1981. Ginekologi. Bandung: Elstar Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar